Perbedaan Bunga KUR dan Kupra BRI

Perbedaan Bunga KUR dan Kupra BRI sangat penting untuk dipahami supaya lebih mudah memilih pinjaman mana yang akan diambil nantinya, UMKM menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Untuk bertahan dan berkembang, akses pembiayaan menjadi faktor penting. 

BRI mempunyai dengan dua layanan kredit yang banyak dipakai oleh nasabah salah satunya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kupedes atau yang kerap disebut Kupra. Keduanya memiliki tujuan yang sama mendukung pengembangan usaha mikro hingga kecil, tetapi  memiliki selisih besar dalam hal bunga, plafon, serta persyaratan.

Memilih antara KUR atau Kupra bukan sekadar soal bunga yang lebih rendah atau syarat yang lebih mudah. Perbedaan mendasar pada dua pinjaman  tersebut dapat menentukan kelancaran usaha yang ada. Karena itu, penting  untuk memahami Perbedaan Bunga KUR dan Kupra BRI.

Perbedaan Bunga KUR dan Kupra BRI

Perbedaan Bunga KUR dan Kupra BRI

Perbedaan terbesar antara KUR dan Kupra terletak pada suku bunga. KUR mendapatkan subsidi dari pemerintah sehingga beban bunga jauh lebih ringan, sementara Kupra merupakan produk komersial BRI tanpa adanya subsidi, sehingga bunganya lebih tinggi.

Bunga KUR

  • Suku bunga efektif sekitar 6 persen per tahun.
  • Angka tersebut relatif tetap selama tenor, sehingga cicilan lebih mudah diprediksi.
  • Karena mendapat subsidi, KUR menjadi opsi utama bagi pengusaha yang ingin menekan biaya pinjaman.
  • Bunga KUR tergolong rendah jika dibandingkan dengan pinjaman mikro non-subsidi di bank lain.

Bunga Kupra

  • Suku bunga Kupra berkisar 12–24 persen per tahun, atau 1–2 persen per bulan.
  • Angka ini bisa berbeda di tiap cabang BRI, tergantung kebijakan dan jenis usaha yang dibiayai.
  • Kupra tidak disubsidi sehingga beban bunga lebih besar, tetapi akses lebih cepat dengan syarat ringan.
  • Meskipun bunganya lebih mahal, Kupra sering dipilih karena memberikan fleksibilitas, terutama bagi usaha mikro di pedesaan yang belum bisa memenuhi syarat administrasi KUR.

 Simulasi

Sebagai gambaran, pinjaman Rp30 juta dengan tenor 24 bulan:

  • KUR: bunga tahunan sekitar Rp1,8 juta, total bunga dua tahun Rp3,6 juta.
  • Kupra: bunga tahunan bisa mencapai Rp7,2 juta hingga Rp8,4 juta, total bunga dua tahun Rp14,4 juta hingga Rp16,8 juta.

Analisis

  • Dari perhitungan, beban bunga Kupra hampir empat kali lipat KUR.
  • Namun, KUR BRI sering memiliki antrean panjang dan persyaratan administratif lebih detail.
  • Kupra hadir sebagai solusi praktis ketika akses cepat lebih penting dibanding bunga rendah.

Bunga KUR

  • Sekitar 6 persen per tahun efektif.
  • Bunga tetap ringan karena disubsidi pemerintah.
  • Cocok bagi usaha yang membutuhkan pembiayaan lebih besar dengan tenor panjang.

Bunga Kupra

  • Berkisar 12–24 persen per tahun tergantung kebijakan kantor cabang.
  • Tidak ada subsidi, sehingga bunga lebih tinggi.
  • Meski mahal, aksesnya cepat dan syaratnya lebih sederhana bagi pengusaha kecil di desa.

Selisih ini menunjukkan beban cicilan Kupra hampir dua kali lipat dibanding KUR. Namun, fleksibilitas syarat sering menjadi alasan Kupra tetap dipilih.

Perbedaan Plafon, Tenor, dan Agunan

Perbedaan Bunga KUR dan Kupra BRI

Selain bunga, perbedaan mencolok antara KUR dan Kupra juga terdapat pada plafon pinjaman, tenor, serta ketentuan agunan. Tiga aspek ini sangat penting karena menentukan seberapa besar modal yang bisa diperoleh, berapa lama cicilan dapat dibayarkan, serta apa yang harus dijaminkan.

Plafon Kredit

  • KUR

plafon bisa mencapai Rp500 juta, tergantung jenis KUR.

  • Kupra

plafon biasanya lebih rendah, meski ada yang bisa menyentuh puluhan juta rupiah.

Tenor Pinjaman

  • KUR

 tenor hingga lima tahun, khususnya untuk kredit investasi.

  • Kupra

tenor lebih singkat, biasanya maksimal tiga tahun.

Agunan

  • KUR

sebagian besar jenis tidak memerlukan agunan tambahan, terutama untuk kredit mikro.

  • Kupra

sering kali tidak wajib sertifikat tanah atau aset berharga. Cukup dengan jaminan ringan sesuai kesepakatan cabang BRI.

Persyaratan dan Risiko

  • KUR

 wajib memiliki izin usaha, usaha berjalan minimal enam bulan, dan dokumen seperti NPWP jika jumlah pinjaman besar.

  • Kupra

syarat lebih ringan, bisa hanya dengan KTP dan bukti usaha. Target utama Kupra adalah masyarakat pedesaan yang mungkin tidak memiliki dokumen lengkap.

Risiko

  • KUR

bunga rendah, tetapi jumlah peminat tinggi membuat antrian panjang. Jika gagal bayar, catatan kredit bisa mempengaruhi kesempatan pinjaman lain di masa depan.

  • Kupra

bunga lebih tinggi membuat cicilan lebih berat. Namun, karena syarat mudah, banyak pelaku usaha kecil tetap menggunakannya. Risiko utama ada pada beban bunga yang menekan keuntungan usaha.

Perbedaan bunga KUR dan Kupra BRI sudah sangat jelas. KUR lebih unggul pada bunga rendah, plafon besar, dan tenor panjang, tetapi syarat administrasinya ketat. Kupra unggul pada kemudahan akses dan fleksibilitas, meskipun bunganya lebih tinggi.

Bagi usaha mikro di pedesaan, Kupra menjadi jalan keluar cepat. Sementara itu, bagi usaha yang siap berkembang dan memenuhi dokumen administratif, KUR lebih menguntungkan.

Sebelum mengajukan, penting memperhitungkan arus kas, kapasitas bayar, serta tujuan usaha. Dengan pertimbangan matang, baik KUR maupun Kupra bisa menjadi penopang kuat pertumbuhan bisnis.

Eshter

Berpengalaman dengan latar belakang dalam bidang ke penulisan tentang bank dan keuangan dan telah bekerja sebagai penulis keuangan di berbagai situs keuangan selama lebih dari 3 tahun. Pengalaman mencakup analisis pasar, pengelolaan portofolio, dan penulisan laporan keuangan yang mendalam. Dengan pengetahuan yang luas tentang industri perbankan di Indonesia, saya berfokus pada mengedukasi dan memberikan wawasan kepada para pembaca tentang berbagai aspek keuangan dan perbankan.

Bagikan: